BEKAL DUNIA MENUJU NEGERI AKHIRAT

Oleh: Inggar Saputra (Praktisi Pendidikan dan Kebangsaan)

Penting mana dunia dan akhirat? Islam mengajarkan agar umatnya mengejar keduanya. Kejar duniamu untuk kehidupan kelak di akhiratmu. Dalam bahasa indah yang lain, letakkan dunia di tanganmu jangan di hatimu. Muslim terbaik itu mampu seimbang dunia akhirat. Sebab Allah SWT menciptakan dunia, agar kelak kita ingat mati. Paska kematian, bersiaplah manusia menghadapi kehidupan akhirat. Jika bekal dunia cukup, insya Allah kita akan diberikan kebaikan di akhirat. Tetapi jika bekal dunia kurang, apa yang mau kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT saat di akhirat kelak?

Persoalannya kemudian, manusia sering gagal menyeimbangkan hidupnya. Ada manusia yang sibuk menghabiskan waktu dan kehidupannya demi dunia. Mengejar sukses materi, karir, jodoh, dan segala kemewahan dunia. Manusia seperti ini benar-benar merindukan dunia seperti merindukan kekasihnya. Saking sibuknya mengejar dunia, dia terkadang lupa shalat. Allah SWT dilupakan demi menghabiskan semua umurnya untuk kehidupan dunia. Keindahan dunia membutakan mata hati, batin dan ruhaninya hidup dalam kegersangan.

Ulama kharismatik Nahdlatul Ulama, Gus Baha mengkritik orang sibuk dunia tapi melupakan akhirat. Menurut beliau, ”Ketika mati kelak, orang tua baru akan menyadari betul bahwasanya mereka lebih butuh kepada anak yang soleh dibandingkan anak yang hanya memiliki prestasi yang unggul dalam urusan dunia, tapi nol dalam agama” Jangan juga melupakan hadits Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefakiran di depan matanya, serta dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan baginya. Tetapi barangsiapa yang akhirat menjadi niatnya, maka Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR. Tirmidzi).

Sisi lain, ada manusia yang menyibukkan hatinya dengan berdzikir, mengingat Allah SWT dengan shalat dan hidupnya penuh hiasan ibadah. Dunia dilupakannya, pengabdian terbaik dalam hidupnya hanya mengingat ibadah kepada Allah. Mencintai Allah SWT, beribadah dan mengingat kematian serta akhirat merupakan hal yang baik. Tapi jangan lupa, Allah SWT meminta manusia menundukkan dunia untuk menjadi jalan kebaikan di akhirat kelak.”Dan dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah : 13)

Sebagai penutup, kita bisa merenungkan kalimat dari seorang kader Muhammadiyah, Ustadz Suko Wahyudi, dalam sebuah tulisannya di suara Muhammadiyah. ”Sebagai renungan, mari kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita memanfaatkan dunia untuk hal-hal yang bermanfaat, atau justru menyalahgunakannya? Apakah waktu, harta, ilmu, dan kesempatan yang kita miliki digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, atau malah menjauh dari-Nya? Jika dunia ini kita ibaratkan sebagai pisau, apakah kita menggunakannya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, atau justru melukai diri sendiri dan orang lain? Dunia bukanlah musuh yang harus dijauhi, melainkan teman perjalanan yang harus diperlakukan dengan bijak. Dengan memanfaatkan dunia sesuai tuntunan agama, kita dapat menjadikannya sebagai jembatan menuju kebahagiaan sejati di akhirat”

Leave a Comment