Oleh : Inggar Saputra (Praktisi Pendidikan)
Dalam sebuah pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan “Kalau tidak bisa bantu banyak orang, bantulah beberapa orang. Kalau tidak bisa bantu beberapa orang, bantulah satu orang. Kalau tidak bisa bantu satu orang, janganlah buat orang lain menderita atau repot” Melalui pesan ini, Presiden Prabowo ingin mengajak kita peduli, membantu orang lain dan menumbuhkan sikap empati. Dalam satu kalimat singkat, jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Menjadi pribadi bermanfaat. Itulah salah satu tugas hidup manusia di muka bumi. Manfaat itu bisa banyak pandangan. Salah satunya, bagaimana kita bisa membantu orang lain. Sesuai kemampuan kita dengan apa yang kita punya. Setiap orang punya cara masing-masing. Selama itu produktif dan bermanfaat, kerjakanlah. Jangan menunda dan menunggu. Sebab kebaikan semakin ditunda, potensi pahala akan hilang. Semakin menunggu berbuat baik, anda akan tertinggal dengan orang lain.
Ada manusia yang rajin membaca dan menghafal Al-Qur’an. Jadikan ilmu anda bermanfaat. Jika bisa menulis, buat tulisan seputar Al-Qur’an. Berbagi dengan orang lain, agar ilmu anda bertambah terus. Tak usah takut orang lain menilai apa. Niatkan berbagi ilmu, pinjam sebuah kata dalam hadits, ”Sampaikan dari ku, walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Yakinkan diri, Insya Allah setiap ayat yang anda bagikan ke orang lain. Itulah berkah dari anda belajar dan menghafal Al-Qur’an.
Jika bisa dengan dakwah lisan. Ajak orang lain hidup produktif. Hidup dengan memperbanyak amal baik. Kerjakan amalan shalih dengan ibadah. Ibadah kepada Allah, serta berbuat baik kepada manusia. Tugas kita bekerja, menyebarkan dakwah Islam. Bagaimana orang lain menilai. Serahkan diri kepada Allah. Sebab sebaik-baik penilai dan hakim itu Allah.
Apa yang disampaikan Pak Prabowo sudah diajarkan Rasulullah. Dalam sebuah hadits dijelaskan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni) Hiduplah dengan niat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sayangilah orang lain, hewan dan lingkungan, niscaya semesta menyayangimu. Jika rahmat Allah sudah turun, malaikat dan penduduk langit kelak ikut mencintai dan menyayangimu.
Dengan berbagi ilmu lewat lisan dan tulisan. Kita sesungguhnya sedang mendidik disiplin diri. Sebab Allah sudah menegaskan, kebaikan seseorang akan berpulang kepada dirinya sendiri. “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri …” (QS al-Isrâ: 7) Jangan ragu bagi penghafal Al-Qur’an menebarkan kebaikan, kepada siapa saja, dimana saja, kapan saja. Sebab hakikat mempelajari Al-Qur’an adalah belajar, kemudian mengajarkannya. Kita perlu menyebarkan Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah dulu menyebarkan cahaya ketika pertama kali diajarkan Jibril alaihissalam.
Sungguh banyak cara jadi pribadi bermanfaat. Penghafal Al-Qur’an pun ada tanggung jawab besar di pundaknya. Bantulah dengan lisan dan tulisanmu, agar semakin banyak orang membaca Al-Qur’an. Sehingga mimpi Indonesia bebas buta huruf Al-Qur’an terwujud. Jika tidak bisa mengajar banyak orang, ajarkan kepada saudaramu dan sahabatmu. Jika belum bisa, ajarkan kepada orang tua dan keluargamu. Jika masih belum bisa, didiklah dirimu agar percaya diri sehingga bisa mengajarkan kepada orang lain.