Oleh : Inggar Saputra (Praktisi Pendidikan)
Siapapun muslim yang bahagia menyambut Ramadhan, maka bahagialah menyambut Rajab. Sebab keutamaan Rajab tak kalah dibandingkan Ramadhan. Allah SWT menyediakan Rajab sebagai bulan ampunan, pertolongan dan keberkahan. Jika seorang muslim meminta ampunan, terbuka seluas-luasnya ampunan dari Allah SWT. Menginginkan keberkahan, maka tingkatkan ibadahmu di bulan Rajab. Jangan lupa memohon pertolongan atas segala urusan dunia dan akhirat, sebab Allah SWT sebaik-baik penolong bagi setiap hambanya.
Dalam sistem kalender Islam, Rajab merupakan empat bulan haram yang dimuliakan. Bergandengan tangan dengan bulan lainnya seperti Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Dalam sebuah ayat yang indah, Allah SWT berfirman ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa” (QS At-Taubah: 36).
Dalam sebuah hadistnya Rasulullah SAW memuji kemuliaan dan keagungan bulan Rajab. “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku” (HR Al-Baihaqi). Perhatikan bagaimana kalimat kemenangan diberikan Allah SWT yang dimulai dengan bulan Rajab. Seorang muslim yang mencintai Allah SWT akan sangat merindukan Rajab, sebab bulan ini termasuk bulannya Allah SWT. Siapapun yang mengaku mencintai Rasulullah SAW, maka berbangga hati, jiwa dan pikiranmu dalam memenangkan bulan Sya’ban. Luar biasanya, Rasulullah SAW jelas memuji dengan kalimat pendek tapi sangat indah, bahwa Ramadhan adalah bulan yang dipersembahkan kepada umat Islam. Umat yang dicintainya ini selayaknya bahagia di tiga bulan tersebut dengan memperbanyak amal ibadah, meningkatkan ketakwaan dan semakin semangat memuji kebesaran Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Di Indonesia, setiap masuk Rajab, maka kita akan sadar sebentar lagi Ramadhan datang. Bulan Rajab bertaburkan amalan yang dapat dinikmati setiap muslim. Mulai dari membudayakan istigfar sebagai sarana meminta ampunan kepada Allah SWT. Meyakini istigfar akan membuka berbagai peluang ampunan, sebab sejatinya manusia selalu menumpuk dosa dalam kehidupannya. Sehingga memperbanyak istigfar di bulan Rajab menjadi bagian terbaik dalam meminta Allah SWT berkenan menghapus dosa di masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang. Semakin banyak istigfar akan menyadarkan, betapa rendah, lemah, kecil dan tak berdaya manusia di hadapan kebesaran Allah SWT. Istigfar menjadi bukti nyata bagaimana manusia tak selayaknya memproduksi kesombongan dan merendahkan hatinya kepada Allah SWT semata.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berpuasa. Puasa menjadi cara manusia melawan nafsu dan egoisme dalam dirinya yang sangat besar. Rasulullah SAW memuji muslim yang berpuasa di bulan Rajab dalam sebuah kalimat sangat lembut. “Barang siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, maka seolah-olah ia berpuasa sebulan penuh” (HR Al-Baihaqi). Dapat anda bayangkan, bagaimana berpuasa tak semata menahan lapar dan haus, melainkan menjaga tubuh secara fisik dan mental agar tidak mudah menyakiti orang lain. Kesehatan tubuh orang berpuasa banyak dibuktikan penelitian medis dan itu sejalan dengan banyak ayat dalam Al-Qur’an. Puasa Rajab dapat juga menjadi sarana pendidikan awal kepada kita sebelum menyambut puasa sebulan penuh saat Ramadhan datang nantinya.
Ketiga, memperbanyak sedekah sehingga menenangkan hati dan pikiran, mengurangi sifat serakah dalam diri manusia, menciptakan keberkahan, menghapus dosa dan mengejar keharmonisan hidup. Dalam Islam, jika ingin hidup sejahtera secara finansial, maka perbanyaklah mengeluarkan harta yang kita punya dengan niat sedekah. Dengan bersedekah di bulan Rajab, kita belajar mengikis sifat serakah dan menanamkan kesadaran kepedulian kepada sesama manusia. Tak ada yang abadi di dunia termasuk harta Anda, maka bagaimana agar harta menciptakan keberkahan, salah satu jalan praktisnya adalah sedekah. Allah SWT juga menjanjikan sedekah sebagai cara mengurangi dosa dalam hidupa manusia. Tak kalah pentingnya, kita akan menyadari dengan sedekah, ada orang yang membutuhkan uluran tangan kita khususnya orang yang hidupnya menengah ke bawah secara ekonomi.
Terakhir, memperbanyak doa, dimana salah satu doa yang cukup terkenal sering kita lantunkan. “Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ (Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan)” Deretan kata dalam doa ini sungguh indah, dimana kita diajak mengejar keberkahan Rajab. Dengan keberkahan Rajab, insya Allah takdir baik akan berpihak kepada kita sehingga dipertemukan dengan Ramadhan yang bulan dan berkah. Meningkatkan amal ibadah di bulan Rajab dengan berdoa kepada Allah dapat bermakna spiritual. Kita diajak berdoa agar hati dan jiwa selalu suci, penuh kelembutan dan bersih dari segala kekotoran dunia, sehingga ketika Ramadhan datang akan dijalani dengan penuh semangat. Sebagai muslim, kita percaya doa menjadi kekuatan terbaik yang menghubungkan Allah SWT dengan hambanya yang beriman.
Dapat juga kita mengingat alasan mengapa ada banyak keberkahan di bulan Rajab, sebab banyak peristiwa penting dalam Islam terjadi dalam bulan Rajab. Kita mengenal misalnya momentum Isra’ Mi’raj pada malam 27 Rajab, sebuah perjalanan singkat Rasulullah yang melahirkan kewajiban shalat lima waktu bagi kalangan umat Islam. Rasulullah SAW juga ada dalam kandungan ibundanya pada bulan Rajab. Jangan juga melupakan pada tahun 9 Hijriah, tepatnya di bulan Rajab terjadi perang Tabuk antara kaum muslimin dengan pasukan Romawi Timur (Byzantium). Ada juga momentum pembebasan Baitul Maqdis pada tanggal 27 Rajab 583 H dimana saat itu pasukan kaum muslim dipimpin Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Sebagai penutup, agar kita semakin termotivasi memperbanyak amal di bulan Rajab. Kita dapat menyimak nasehat dari seorang ulama yang dimuliakan Allah SWT, Abu Bakr Al-Balkhi.. Beliau mengatakan, “Rajab adalah masa menanam, Sya’ban adalah masa menyiram/memelihara tanaman dan Ramadhan adalah masa menuai hasilnya” Tugas kita memenangkan Rajab, sebab setiap amal kebaikan sedang dimulai dari proses bertanam kebaikan dunia akhirat di bulan penuh kemuliaan ini. Setelah itu, siramlah dengan lebih banyak amal kebaikan di tanaman tersebut semakin subur dan mengundang keberkahan Allah SWT. Setelah itu, tambah terus amal baik di bulan Ramadhan sehingga kita layak mendapatkan hasilnya, yaitu menjadi manusia yang bertakwa.